Melalui input data takmir masjid untuk kegiatan Ramadhan 1441 H ternyata belum bisa mewakili persebaran data populasi untuk 10 ranting di kecamatan Rungkut. Penyebab belum semua PRNU/ Takmir belum menginputkan perlu kajian mendalam secara menyeluruh dan komprehensif.
Namun data yang masuk, perlu tetap diolah secara ilmiah untuk menghormati responsif dan kinerja pengurus yang telah input data tersebut.
Pengolahan data menggunakan Balanced Scorecard, yang membantu organisasi untuk menghadapi dua masalah fundamental : mengukur performa organisasi secara efektif dan mengimplementasikan strategi dengan sukses.
Pengolahan data menggunakan Balanced Scorecard, yang membantu organisasi untuk menghadapi dua masalah fundamental : mengukur performa organisasi secara efektif dan mengimplementasikan strategi dengan sukses.
Teknisnya, memberikan bobot skor bagi lembaga sesuai kedudukannya :
- Keputusan PRNU, atau pengurus masjid yang rapat bersama pengurus mushola diberi bobot skor : 60%
- Keputusan Pengurus masjid yang rapat tanpa melibatkan mushola. Diberi bobot skor : 30%
- Keputusan Pengurus mushola, diberi bobot : 10%
Untuk Sub Tema Pembahasan adalah pelaksanaan: Sholat Teraweh.
Dari tabulasi skor, kemudian dikonversi dalam penyajian data menggunakan diagram lingkaran :
Pembahasan :
Dari penyajian data menunjukan mayoritas masjid/ mushola di Kecamatan Rungkut tidak melaksanakan sholat teraweh, hal ini sesuai himbauan dari pemerintah maupun dari organisasi agar melaksanakan ibadah di rumah masing-masing
Rekomendasi saran :
- Bagi MWC NU Rungkut agar lebih aktif dalam berkomunikasi dan pendampingan kepada PRNU untuk mengawal kebijakan pemerintah maupun organisasi dari level atasnya.
- Bagi PRNU lebih aktif melakukan pembinaan terhadap Masjid/ Mushola di wilayahnya dengan rapat berkala, maupun rapat khusus tematik menyikapi kondisi terbaru
- Bagi takmir masjid/ mushola menjalankan amar putusan dengan kesadaran penuh dan melengkapi kekurangan bila ada.
Komentar
Posting Komentar