Acara Bedah Buku "Jejak Peradaban Islam Nusantara" Karya DR. H. Achmad Muhibbin Zuhri, M.Ag dan Winarto Eka Wahyudi. M.Pd.I dalam rangka Hari Santri Tahun 2020 di Gedung Hoofdbestur PCNU Kota Surabaya via zoom daring di MWC NU Sukolilo
Diskursus Islam Nusantara menjadi kuat dan menjadi tema dalam muktamar NU tahun 2015 di Jombang
Islam Nusantara tidak akan merubah azas-azas Islam menjadi daerah, bahasa lokalnya, dan tradisi pakaiannya.
Penyebar Islam Nusantara oleh orang-orang enterpreneurship dari jejak-jejak pasar yang tidak bisa terpisahkan dalam perdagangan
Banyak yang beranggapan Islam di Indonesia adalah Islam yang tidak murni, tetapi kecerdasan ulama yang sanad keilmuwan bersambung, namun juga tanggap terhadap kondisi lingkungannya
Resistensi ulama terhadap kolonialisme
- Perlawanan Sunan Gunung Jati (bersama Raden Fatahillah)
- Menggagalkan portugis di Sunda Kelapa 22 Juni 1527
- Jayakarta (Inna Fatahna laka Fatchan mubina / sesungguhnya telah datang kepadamu kemenangan yang nyata)
- Tradisi Debus diilhami tarekat Rifaiyah dan Qodiriyah melawan kolonial
- Fatwa Jihad disampaikan dalam organisasi dan pengajian
- Tarekat, pemberontakan petani yang dipimpin oleh ulama tarekat
- Haji, sebagai konsolidasi ulama Nusantara melawan kolonial
- Hikayat Prang Sabi. Ulama sebagai otoritas keilmuwan dan mengkonstruksi perang jihad fisabilillah
- Tebuireng dengan PG Tjoekir
- Denanyar dengan PG Djombang Baru
- Lirboyo dengan PG. Pesantren, dst
- Perlawanan Budaya, misalnya dilarang memakai dasi
- Perlawanan Non Kooperatif, menolak partisipasi dalam milisi buatan Belanda
- Perlawananan Ideologis, menolak Seikirei Jepang untuk menyembah Dewa Matahari
- Perlawanan Frontal, Fatwa Resolusi Jihad fi Sabilillah
Komentar
Posting Komentar