Pentingnya Lailatul Ijtima' NU


Oleh : Drs. H. Abdul Mujib, AR
Ketua Tanfidziyah MWC NU Rungkut

Sebagaimana diketahui, di kalangan jam’iyah NU ada suatu kegiatan terkenal yang disebut “Lailatul Ijtima”, yaitu : Sebuah pertemuan di waktu malam yang diselenggarakan setiap Warga NU. 

Kegiatan ini dilakukan usai shalat isya berjamaah. Beberapa kalangan menengarai, bahwa Lailatul Ijtima’ itu, pada mulanya adalah kebiasaan para kiyai yang digunakan untuk membahas berbagai permasalahan penting diantara mereka, baik tentang masalah-masalah  keagamaan maupun berbagai persoalan sosial dan kemasyarakatan.

Akhirnya pertemuan seperti itu menjadi kebiasaan orang-orang NU atau para pengurus NU. Acara seperti ini kemudian dimanfaatkan oleh para pengurus dan warga NU untuk membahas, memecahkan dan mencarikan solusi atas problematika organisasi, mulai dari masalah iuran, menghadapi bulan Ramadhan, menentukan awal Ramadhan sampai pada masalah-masalah umat yang berat.

Pada masa dahulu, acara Lailatul Ijtima’ dapat ditemui dari tingkat pengurus ranting, tingkat MWC, tingkat Cabang, tingkat Wilayah sampai tingkat PB. Namun seiring dengan tuntutan hidup manusia dan kesibukan mereka yang semakin tinggi serta berbagai rutinitas yang tidak mengenal waktu, maka praktis acara Lailatul Ijtiima ini mulai jarang dilakukan, meski diberbagai daerah masih banyak juga yang menyelenggarakannya pada setiap bulan.

Mengingat urusan Jam’iyah kini semakin banyak dan banyak pula diantara urusan2-urusan itu yang begitu rumit pemecahannya, maka sebagaimana himbauan PCNU, diharapkan semua kepengurusan NU di semua tingkatan, agar senantiasa mengadakan acara pertemuan dua kali dalam satu bulanan itupun kalau memungkinkan.

Karena pada setiap kegiatan Lailatul Ijtima, bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal yang berkaitan dengan keorganisasian, mulai dari mensosialisasikan program kerja jam’iyah, menyampaikan hasil evaluasi atas kinerja kepengurusan, penyampaian informasi baru kepada warga jam’iyah, sampai pada pemaparan hasil Bahtsul masail, atau problematika tergerusnya akidah warga, dan di saat sekarang ini ketika kita sedang menghadapi pesta pilkada 2020, para pengurus dapat memanfaatkan pertemuan tersebut sebagai media untuk sosialisasi makna politik bagi NU.

Pertemuan Lailatul Ijtima bisa juga diselenggarakan pada pagi atau siang hari (menjadi Naharul Ijtima) seperti yang dilakukan oleh sebagian kalangan pengurus Nahdliyin di tingkat PC, MWC dan lainnya yang selalu diselenggarakan di kantor masing-masing maupun secara bergilir di tempat-tempat yang berbeda.

Masing-masing desa yang menjadi tempat kegiatan tersebut mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah. Yang menggembirakan, tradisi Lailatul Ijtima juga rutin dilaksanakan di luar Jawa, yang antara satu tempat yang digunakan kegiatan dengan tempat lainnya berjarak sangat jauh. Karena acara seperti ini selain menjadi media untuk merekatkan konsolidasi organisasi, juga untuk mempererat silaturahmi sesama warga Nahdliyin, terutama antar ulama sepuh dengan pengurus dan antara generasi muda NU dengan para sesepuh NU, sehingga dua manfaat bisa diraih sekaligus.

Dokumentasi Foto :

Penghargaan PCNU Surabaya Award kepada PRNU Kalirungkut  atas Lailatul Ijtima yang Kontinyu dan Simultan dengan layanan sosial

Lailatul Ijtima PRNU Medokan Ayu, dengan agenda Chususiyah, Sholat Hajat, Sholat Taubat dan Istighotsah

Komentar